Hey, I Miss You

Kota Lasusua itu udah meninggalkan banyak kenangan buat gue. Kenangan manis maupun kenangan pahit. Lebih banyak manisnya, alhamdulillah. Salah satunya adalah temen-temen di kantor Lasusua, mereka adalah Mbak Cita, Rahmi, Mas Andrian yang udah sama-sama sejak dua tahun yang lalu. Nah sejak Bulan Oktober kemarin, ketambahan personel baru yaitu Mbak Esti. Dan di Bulan November tahun lalu, ditambah lagi angkatan 51 yaitu Fajar dan Marlina. Makanya itu jadi rame sekali. Karena Lasusua itu jauh dari pusat kota, beberapa kali kami menghabiskan weekend bersama-sama dengan pergi ke pantai Tanjung Tobaku atau hanya sekedar karaoke dengan suara pas-pasan. Gue merasa justru ikatan pertemanan di daerah-daerah yang jauh seperti itu justru lebih terasa, berbeda dengan suasana di kota. 

Selain itu, gue juga membangun jaringan dengan teman-teman pengajian. Gue mengerti kalau gue ini butuh support dari luar di saat-saat iman gue melemah. Ya, sebagaimana kita ketahui, iman itu kadang di atas kadang juga di bawah. Kegiatan pengajian itu udah menjadi kebutuhan primer buat gue. Nah, di Lasusua gue sepengajian dengan teman-teman dari ponpes Hidayatullah. Pimpinan ponpesnya bilang, Hidayatullah udah ada di seluruh wilayah Sulawesi Tenggara. Di pengajian itu, gue juga ikut arisan, udah pernah dapet satu kali. Yang terakhir, udah dapet tapi ternyata gue dipindah ke Unaaha, jadi gue balikin sebagian. Bertemennya sama ibu-ibu, yah kan calon ibu juga. 

Maem-maem di Kebun Coklat, Pinggir Sungai
Gue sempet melewati tahun baru di Lasusua sebanyak 2 kali. Pertama kalinya awal tahun 2014 dan yang kedua kalinya adalah kemarin saat awal tahun 2015. Rasanya tuh beda banget antara awal tahun 2014 dengan awal tahun 2015. Saat awal 2014 dulu, gue selalu bertanya-tanya, kira-kira sampai kapan ya gue akan ada di Lasusua? Nah, awal 2015 terjawab sudah pertanyaan gue itu. Awal tahun 2015 gue melewati awal tahun baru dengan kondisi hati dan perasaan yang kurang kondusif. Jelas aja gue agak khawatir gimana nanti di tempat yang baru, tapi semuanya ternyata baik-baik aja di sini, alhamdulillah ya Allah. Bedanya lagi, awal tahun 2015 Lasusua udah rame sekali menurut gue, beda sama setahun yang lalu. 

Suasana Pantai Lasusua, 1 Januari 2015
Hampir semua orang yang dengar kata Lasusua itu pasti langsung bergidik. Dikiranya Lasusua itu serem bin jauh bin mengerikan. Padahal enggak seluruhnya benar. Hanya jauh aja, tapi secara fasilitas sudah cukup memadai kalau menurut ukuran saya. Di rumah sakitnya sudah ada dokter ahli bedah dan spesialis kandungan. Ketika pertama kali saya datang pada awal tahun 2013, Lasusua tidak terlalu tertinggal dan juga belum terlalu maju seperti sekarang ini. Lasusua terus menerus membangun, bahkan jalan yang masih halus dan bagus aja diaspal ulang. Sungguh terlalu ya pembangunannya. Oia, di sana ada Pasar Lacaria yang merupakan satu-satunya pasar yang ada di Kota Lasusua, yang selalu buka hari Senin sampai Minggu, dari pagi sampai sore hari. Di tengah-tengah pasar ada semacam taman yang sedang dibangun, itu membuat saya agak sedikit terheran-heran. Jarang-jarang kan ada pasar yang di tengahnya dibuat taman? Di Tangerang gue belum pernah ketemu kalau di pasar tradisional. 

Gue bersyukur pernah diberikan kesempatan untuk tinggal di Lasusua, meskipun jauh dari mana-mana. Gue bersyukur pernah mengenal orang-orang baik di Lasusua. Mungkin suatu hari juga, gue bakal bersyukur pernah diberi kesempatan untuk tinggal di Unaaha, meskipun entah sampai kapan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Kukusan Teknik (Kutek) dan Kukusan Kelurahan (Kukel)

Beasiswa APBN BPS MEKK UI 2018

Pengalaman Tes TOEFL ITP di Kendari